Pengertian Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh suatu getaran. Bunyi merupakan gelombang mekanik. Medium perambatan bunyi bisa berupa zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi merambat lebih cepat pada medium zat padat dibandingkan pada medium zat cair dan gas. Bunyi tidak terdengar pada ruang hampa.
Syarat terjadinya bunyi: adanya sumber bunyi, adanya zat antara atau medium, dan adanya penerima di sekitar bunyi.
Kuat bunyi dipengaruhi oleh amplitudo dan jarak sumber bunyi dari penerima.
- Semakin besar amplitudonya, semakin kuat bunyi yang terdengar, begitu juga sebaliknya.
- Semakin dekat pendengar dari sumber bunyi, semakin kuat bunyi itu terdengar, begitu juga sebaliknya.
Frekuensi bunyi terbagi menjadi 3 macam:
- Infrasonik (< 20 Hz). Hanya dapat didengar oleh beberapa binatang seperti: lumba–lumba, anjing.
- Audiosonik (20–20.000 Hz). Dapat didengar oleh manusia.
- Ultrasonik (> 20.000 Hz). Dapat didengar kelelawar.
1. Cepat Rambat Bunyi
Rumus:
λ : panjang gelombang (m)
v : cepat rambat bunyi (m/s)
T : periode bunyi (s)
s : jarak sumber bunyi terhadap pendengar (m)
t : waktu tempuhe bunyi (s)
Intensitas bunyi : besaran yang menyatakan berapa besar daya bunyi tiap satu satuan luas.
Satuan intensitas bunyi : watt/m2 atau W/m2.
Intensitas bunyi bergantung pada amplitudo sumber bunyi dan jarak pendengar dengan sumber bunyi. Semakin besar amplitudo sumber bunyi, semakin besar intensitasnya, dan semakin jauh pendengar dari sumber bunyi, akan semakin kecil intensitas bunyi yang terdengar.
2. Nada
- Nada : bunyi yang frekuensinya beraturan.
- Desah : bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
- Dentum : desah yang bunyinya sangat keras seperti suara bom.
3. Hukum Mersenne
Menurut hukum Mersenne, frekuensi senar (f):
- berbanding terbalik dengan panjang senar (𝓁),
- berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar (A),
- berbanding terbalik dengan akar massa jenis bahan senar (r),
- sebanding dengan akar tegangan senar (F).
Rumus:
Keterangan:
m : massa senar (kg)
Untuk perbandingan frekuensi dua buah senar, berlaku:
4. Resonansi
Resonansi sebuah benda akan terjadi jika benda tersebut memiliki frekuensi sama dengan benda yang lain yang sedang bergetar.
Rumus terjadinya resonansi:
Keterangan:
L : panjang kolom udara (cm)
n : 1, 2, 3, ..
n : 1 jika terjadi resonansi pertama,
n : 2 jika terjadi resonansi kedua, dst.
5. Hubungan Cepat Rambat Bunyi dengan Suhu
Rumus:
Keterangan:
V1 : kecepatan bunyi pada awal (cm/s, m/s),
V2 : kecepatan bunyi pada suhu kedua (cm/s, m/s),
T : perubahan suhu (kenaikan suhu) (°C )
“Cepat rambat bunyi di udara pada suhu 0°C = 332 m/s
Pertambahan kecepatan bunyi di udara = 0,6 m/s °C”
6. Pemantulan Bunyi
Macam–macam bunyi pantul adalah:
- Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
- Gaung atau kerdam: bunyi pantul yang datangnya hanya sebagian atau bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
- Gema: bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli.
Bunyi pantul dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut dan panjang lorong. Untuk mengukur kedalaman laut digunakan rumus:
Keterangan:
h : kedalaman laut,
v : kecepatan bunyi di dalam air ( m/s),
t : waktu bunyi bolak-balik (s)